Desember 26, 2012

Situs Dawangsari














Siang terik yang mambakar kulit kami saat itu, diantara kemegahan Candi Barong, sebuah peninggalan masa lampau yang terletak Diatas bukit desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY. Menuruni anak tangga berbatu yang rupanya sudah terkikis oleh waktu, dihadapan kami membentang pemandangan dari ketinggian, landscape dari atas bukit menyamarkan panasnya hawa disana.
Sejenak kami beristirahat di dekat turunan tangga, dibawah sebuah pohon. Temanku berbenah mengemasi kamera. Dan tak lama setelah itu kami lanjut perjalanan, menyusuri rerumputan menuju jalan keluar. Tujuan kami selanjutnya yaitu Situs Dawangsari. Sebuah situs purbakala yang tak jauh dari Candi Barong, hanya berjarak sekitar 10 meter.
Situs ini berada di pinggir jalan menuju candi barong, tidak ada papan nama disana, keadaannya sudah tidak tertata. Namun di tengah-tengah reruntuhan ada batu yang disusun melingkar. 

Desember 22, 2012

Barong Temple
























Langit siang itu cerah mengiringi datangnya sinar matahari ke permukaan bumi. Aku bersama temanku teringat akan sebuah candi yang kemarin belum sempat kami kunjungi di sekitar kompleks Ratu Boko. Namanya Candi Barong.
Jalan yang kami lalui yaitu di timur pasar prambanan lurus ke selatan, kondisi cukup menanjak namun kondisi aspal sangat baik, dan sangat teduh dengan panorama indah dari atas bukit, mengingat letak candi berada di perbukitan desa Candisari, Prambanan, Sleman. 
Setelah melalui jalan yang menanjak dan sedikit berliku, kami sampai. Kemegahan candi sudah terlihat disana "wahhh" , Kemudian sebelum masuk kami melapor di pos jaga, mengisi identitas dan yang lebih "wahhh" lagi ketika saya bertanya pada bapak penjaga "Pak, biaya masuknya berapa ya?" lalu bapaknya menjawab dengan santai, "Disini gratis mas, silahkan langsung masuk saja.". Aduh, indahh.
Lalu kami berjalan memasuki area kompleks candi, ternyata pintu masuk candi berbeda arah dengan kompleks candi. Kami harus memutar ke barat, dan pintu masuk berada di dekat tebing. Bentuk Candi Barong berupa candi Hindu yang bangunannya berbentuk punden berundak tingkat tiga. Tingkat tersebut semakin ke atas semakin sempit. 
Pada bagian atas  terdapat dua bangunan berjajar arah utara-selatan. Bangunan pertama terletak di ujung selatan, sedangkan yang kedua terletak di tengah pelataran, tepat berhadapan dengan tangga. Kedua bangunan yang ada tidak mempunyai mempunyai pintu masuk ke tubuh candi, karena tidak terdapat ruangan di dalamnya, walaupun, menurut hasil penelitian, diperkirakan terdapat rongga dalam tubuh bangunan. Relung-relung yang ada saat ini dalam keadaan kosong. Arca yang pernah ditempatkan di sana sudah tak bersisa, walaupun konon pada saat pemugarannya ditemukan 3 arca dewi dan 4 arca dewa yang berciri Syiwaistik. Pada keempat sisi masing-masing bangunan hanya terdapat relung tempat menaruh arca. Di atas ambang relung terdapat hiasan kalamakara lengkap dengan rahang bawah yang sangat sederhana pahatannya.
Tidak terdapat hiasan relief pada dinding dan kaki bangunan, hanya ada pahatan berpola dedaunan dan sosok manusia yang sederhana. Atap candi bersusun dengan puncak runcing. Pelipit atap berpola bunga dan kumuda.

 

Desember 19, 2012

Kedulan Temple























































Nyasar (Tersesat) adalah sebuah kata yang akrab dengan kami sewaktu mencari candi ini, Candi Kedulan. Siang hari aku bersama seorang teman meluangkan waktu untuk ke sana. Sebuah peninggalan masa lampau yang terletak di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman. Dengan petunjuk beberapa orang warga kami akhirnya sampai di kompleks candi. 

Sebelum sampai disana bayanganku candi ini sudah berdiri kokoh, namun itu sebaliknya. Candi Kedulan saat ini sedang dalam tahap rekonstruksi. Letak candi berada dibawah permukaan tanah. Di tengah-tengah cekungan tanah yang cukup luas hanya nampak bagian kaki Candi Kedulan. Sementara bagian lainnya yakni tubuh dan atap candi sengaja ditempatkan di sisi lain areal candi ini. Bagian tubuh dan atap Candi Kedulan kondisinya sudah tidak utuh lagi sehingga memerlukan waktu untuk menyusun kembali batu-batuan candi yang sudah lepas agar sesuai dengan desain aslinya.
Aku mencoba turun ke bawah, para pekerja yang berlalu-lalang di depan kami menyapa dengan ramah. Lalu aku berjalan mendekati puing batu candi, kuambil beberapa gambar hingga tiba-tiba ada sayup-sayup panggilan dari seseorang satpam yang berada di pos terdengar oleh telingaku. Lalu aku ke atas, ternyata pak satpam hanya memintaku mengisi daftar kunjungan...Fiuhhh.
Pada 24 September 1993, Candi Kedulan ditemukan dalam keadaan runtuh dan terbenam oleh lahar vulkanik dan sedimen setebal 8 m yang tersusun atas 15 lapisan sedimen. Saat itu, penambang pasir sedang menggali tanah untuk tanah urug, selanjutnya pada kedalaman kurang lebih 3 meter terlihat susunan batu-batu candi. Dari lokasi ini ditemukan Prasasti Sumundul dan Prasasti Panangaran. Tulisan dalam kedua prasasti itu memakai huruf serta bahasa jawa kuno berangka tahun 791 Çaka atau 869 M yang sekaligus dijadikan perkiraan waktu pendirian Candi Kedulan. Secara garis besar isi prasasti adalah adanya sebuah dawuhan (dam) yang dipergunakan oleh masyarakat dari dua desa yakni Panangaran dan Parhyangan serta kewajiban membayar pajak.
Dari hasil rekonstruksi diketahui bahwa bangunan Candi Kedulan mempunyai sebuah candi induk berdenah bujur sangkar dan tiga buah candi perwara di sisi timur candi induk. Diperkirakan candi ini memiliki pagar halaman I dan II, namun sampai sekarang baru ditemukan pagar halaman I di sisi utara-selatan. Candi induk mempunyai ukuran lebih kecil dari kaki candi yaitu 4 x 4 m. Tubuh candi mempunyai bilik yang berisi lingga dan yoni dengan pintu masuk di sebelah timur. Sedangkan pada kanan kiri pintu masuk terdapat relung berisi Arca Mahakala dan Nandiswara. Cerat yoni mengarah ke utara dan pada dinding utara di bawah relung ditemukan lubang (saluran air) menuju selasar.
Meskipun bagian tubuh dan atap candi yang belatar belakang agama Hindu ini belum selesai disusun, namun Candi Kedulan tetap menarik untuk dikunjungi. Tak seperti umumnya candi lain yang didirikan di atas bukit, candi ini justru berada di bawah permukaan tanah dengan kedalaman kurang lebih 8 m. Keadaan seperti ini mengingatkan akan Candi Sambisari yang juga berada di bawah permukaan tanah. Jika kelak Candi Kedulan telah dipugar pastilah candi ini terlihat sangat cantik. Sebab selain letaknya yang unik, candi ini memiliki relief-relief yang sangat indah. Selain berhiaskan kala makara dan dewa-dewa, dari batuan-batuan yang belum selesai disusun ini kita dapat melihat relief semacam motif batik yang nampak dikerjakan dengan sangat detail.

sumber data :
http://www.berhatinyaman.com/