Angin berhembus menerpa kami, meliuk melewati celah ranting-ranting cemara udang itu. Bulir butiran garam lembut beterbangan, menempel di kacamataku dan sesekali aku usap karena menghalangi jarak pandangku.
Yak, sepertinya ini ladang cemara, atau apalah namanya. Kembali melangkah, terasa berat melewati pasir besi yang berwarna keabuan, melanjutkan perjalanan untuk mencari matahari senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar