Dari Candi Ngawen kami akan menuju kawasan Sengi. Awal mula rasa penasaran saya dengan kawasan ini ketika perjalanan menuju basecamp Gunung Merbabu via Selo. Waktu itu sempat melihat papan petunjuk candi, namun tidak sempat utuk mengunjunginya.
Berbekal peta yang kami cari di Google kami langsung cabut kesana. Dari Candi Ngawen kami menuju arah Pasar Muntilan. Di depan pasar itu terdapat klenteng (lupa namanya) lalu belok menuju arah Ketep Pass atau Merbabu via Selo. Perjalanan intinya lewat situ hingga setelah jembatan gantung ada persimpangan yang ada patung Ganesha di tengah jalan lalu mengikuti peta dari Google (yang nerangin susah e... hehehehe).
Di kawasan ini terdapat 3 Candi yaitu Candi Lumbung, Candi Asu, dan Candi Pendem. Kami memutuskan ke Candi Lumbung karena menurut saya candi ini yang paling mudah ditemukan. Candi yang sekarang terletak di Dusun Tlatar, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jateng tersebut dahulu terancam runtuh. Banjir lahar dingin adalah ancaman yang cukup serius karena letak candi ini dulunya berada di pinggir Kali Apu. Setelah mendapatkan pertimbangan dari berbagai pihak maka pemindahan lokasi candi pun dilakukan. Namun menurut berbagai sumber, relokasi candi ini hanya bersifat sementara. Setelah ancaman lahar dingin Merapi telah usai dan tempat asal candi ini telah diperkuat, candi ini akan dikembalikan ke tempat semula Candi Lumbung berukuran 8 x 8,5 meter bercorak agama Hindu. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad IX. Di bagian atap bangunan sudah terlihat runtuh tak berbentuk, hanya tersisa sedikit di bagian barat daya, dan batu-batunya menumpuk di tengah bangunan candi. Pada bagian pipi tangga, terdapat hiasan berpola sulur gelung yang keluar dari pot dan diapit dua ekor patung burung. Nama lumbung kemungkinan karena bentuk candi ini menyerupai lumbung padi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar